CILACAP-Hampir setahun Pergerakan Tanah yang melanda Dusun Pagergunung, Desa Karanggintung, Kecamatan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap, pada 19 Mei 2021 itu membuat rumah warga rusak berat hingga harus dirobohkan.
Tak sedikit dari mereka pindah ke tempat kerabat akibat Pergerakan Tanah atau bertahan dengan membangun rumah semi permanen sambil menunggu kabar baik realisasi hunian tetap yang dijanjikan pemerintah.
Baca juga:
Cilacap Raih Penghargaan KIP Award 2021
|
HARI ini Tim teknis Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperakim) provinsi Jawa tengah meninjau lokasi rumah terdampak pergeseran tanah bergerak di dusun Pagergunung RT 03 RW 01 desa Karanggintung kabupaten Cilacap, 16-3-2022.
Dalam peninjauan lokasi rumah terdampak tanah bergerak tim teknis Disperakim di dampingi disperkimta dan BPBD kabupaten Cilacap serta perangkat desa Karanggintung.
Menurut salah satu Tim tehnis OKI Marga Saputra mengatakan syarat dan ketentuan untuk bisa mendapatkan bantuan tersebut, yakni Calon Penerima Bantuan harus terdaftar dalam BDT (DTKS) Provinsi dan memiliki tanah di lokasi yang aman dari bencana, dari 25 usulan yang di ajukan hanya 13 yang masuk (DTKS) sedangkan untuk sisanya menunggu kajian selanjutnya lagi.
Setelah itu, maka dilakukan verifikasi kerusakan rumah oleh tim Disperakim untuk mendata kerusakan rumah tersebut untuk kemudian dilakukan klasifikasi kerusakan apakah masuk dalam rusak ringan, rusak sedang, atau rusak berat, dari hasil klasifikasi tersebut akan diusulkan kepada Pemerintah Provinsi Jateng untuk mendapat bantuan pembangunan atau rehabilitasi rumah agar menjadi layak huni dan aman dari bencana.
Sementara itu menurut warga yang terdampak Tri Pujiastuti berharap untuk segera ada kepastian dari pemerintah untuk tempat tinggal, pemerintah sudah menjanjikan akan membantu untuk relokasi atau hunian tetap tapi dari dulu sampai sekarang belum ada kepastian, dirinya bersama warga yang lain sebelumnya tinggal di pengungsian selama kurang lebih 5 bulan, akhirnya pada kembali lagi ke rumah masing masing di lokasi pergerakan tanah, di karenakan sudah cape bolak balik, bosen.
Tri menuturkan sementara ini tinggal di gubugan kecil yang didirikan di samping rumahnya di lokasi pergerakan tanah dengan ukuran 2X4 meter, terpaksa dirikan rumah di sini karena kami keluarga tidak memiliki tempat lain untuk di bangun rumah, selain ada beberapa warga yang membuat rumah semi permanen di lokasi tersebut.
Sekarang saya sama keluarga bikin rumah kecil di samping rumah kami karena rumah yang kami tinggali sudah tidak layak untuk ditempati dan membahayakan, saya dan keluarga takut kalo terjadi sesuatu hal, makanya kami bikin gubug kecil disamping rumah.
"Walaupun kami dihantui ketakutan akan terjadinya pergerakan tanah, kami tetap bertahan saja. Apalagi sekarang musim hujan, ketakutan kami makin bertambah dan sebulan yang lalu juga jalan penghubung dua desa sudah amblas yang berada di bawah terjadi pergerakan lagi.
Sementara itu menurut sekdes karanggintung Aris Yulianto pihaknya sudah berusaha semaksimal mungkin dan selalu melakukan koordinasi dengan pihak pihak terkait baik di kabupaten maupun provinsi.
Hari ini dari pihak Disperakim Provinsi jawatengah sudah ke-lokasi untuk melakukan verifikasi data warga yang terdampak dan selanjutnya akan di laporkan hasilnya ke pimpinan, sementara dari 25 rumah dan satu musholah yang terdampak, baru 13 Rumah yang di verivikasi oleh pihak Disperakim Provinsi jawatengah.